Mencintai Karena Allah


Ya Allah…
Aku ini insan yang kalah
Balutlah hati ku yang terbelah
Juga terpisah-pisah

 

Ya Allah…
Hanya pada MU aku meminta
Dan hanya pada MU ku memohon
Mohon dengan sangat

 

Ya Tuhan ku…
Apalagi yang salah dari ku
Bersujud ku mohon kepada MU
Ampuni dosa ku

Baca selebihnya »

Usaha Tanaman Hias


Oleh: Roy Ahmad Sketsa

Jenis usaha tanaman hias ini banyak digeluti oleh masyarakat kebon jeruk. Pada awalnya jenis usaha ini hanya sebuah “keisengan” atau coba-coba saja, yang dikembangkan oleh seseorang yang bernama Yakup, yang kebetulan sekali beliau ini memang sangat hobi dengan tanaman hias, seperti anggrek, palem, kamboja dan lain-lain.

Ketika saya mengadakan wawancara dengan Bapak Yakup, beliau mengatakan “pada awalnya saya hanya iseng-iseng aja, yah itung-itung menyalurkan hobi. Dari pada hobi kita terbuang pecuma kenapa ga kita salurin aja, selain itu saya juga termotivasi dengan keadaan keluarga saya, kamu taukan seorang lulusan sarjana aja belum dia belum tentu dapat kerja, apalagi saya, yang sekolah SD aja ga lulus. Akhirnya dari situ saya berpikir bahwa saya harus bisa menjadi orang yang produktif, tidak tergantung dengan orang lain dan menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat”.

Rupanya usaha yang berangkat dari sebuah keisengan tersebut berkembang pesat seperti sekarang ini. Bahkan saat ini, usaha tanaman hias menjadi salah satu mata pencaharian masyarkat Kebon Jeruk. Yang pembelinya bukan hanya berdatangan dari masyrakat tetangga saja melainkan luar kota dan provinsi.

Baca selebihnya »

Usaha Reflektif atas Perjalanan Sejarah Bangsa


LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat
Penulis: Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M Dahlan
Penerbit: Merekesumba, Jogjakarta
Terbit: Okt 2008, 581 halaman

Pada tahun 2009 buku ini dinyatakan dilarang beredar oleh Kejagung. Provokatif dan Agitatif. Itulah kata yang pas untuk menilai judul buku ini. Namun, justru disinilah letak kekuatan buku ini untuk menarik mata pembaca agar memelototi kata demi kata dalam setiap halaman, dengan pertanyaan yang senantiasa membebani kepala “benarkah lekra tak pernah membakar buku?” (lihat blog ini: http://serbasejarah.wordpress.com/2009/12/26/lekra-tak-membakar-buku-trilogi-buku-lekra-yang-dilarang-beredar/) Lalu bagaimana pendapat para tokoh mengenai buku yang dilarang beredar ini? berikut testimoni beberapa tokoh mengenai buku “LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat”. Dalam Bloknota A. Kohar Ibrahim pada hari Rabu, 15 Oktober 2008 jam 07:01.

Baca selebihnya »

Konstruksi Sosial


Oleh: Roy Ahmad Sketsa

 Pendahuluan

Mengapa kita selalu beranggapan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah lembut dan penuh perasaan, sementara kita percaya laki-laki punya sifat sebaliknya, rasional dan lebih mengandalkan kekuatan fisik? Beberapa jawaban menyatakan bahwa sesungguhnya anggapan-anggapan semacam itu semata-mata adalah hasil konstruksi sosial yang sudah mempengaruhi kita begitu lama. Pendapat itu secara tersamar menjelaskan kepada kita bahwa konstruksi adalah sesuatu yang membangun kepercayaan kita berdasarkan klaim-klaim tertentu. Dalam kaitannya dengan sifat-sifat laki-laki dan perempuan, konstruksi tersebut dipercaya dihasilkan oleh sistem masyarakat patriarkal, sehingga memberi keuntungan yang lebih banyak bagi laki-laki.

Apakah realitas dikonstruksikan oleh aktivitas kita? Apakah kita secara kolektif menciptakan dunia, dan bukan menemukannya? Mereka yang cenderung menjawab pertanyaan ini dengan tegas termasuk dalam konstruktivis sosial. Tesis konstruktivis memungkinkan timbulnya beragam penafsiran, mulai dari penafsiran yang dangkal sampai penafsiran yang mampu mengacak-acak tesis ini.

Literatur konstruktivisme (ilmiah) ditulis oleh sosiolog yang cenderung menjadi pendukung konstruktivisme yang bersemangat, dan oleh filsuf filsafat ilmu yang cenderung menjadi kritikus yang kurang meyakinkan bagi konstruktivisme. Persoalan konstruktivisme telah melahirkan bara semangat filosofis. Sebagian pihak menjadi merasa marah atau malu dengan pandangan konstruktivisme, sebagian pihak lainnya sangat bersemangat sehingga menarik kesimpulan yang saling bertentangan dengan nalar yang sumbernya adalah analisis setengah matang. Pada akhirnya, sikap-sikap a priori ini berubah menjadi sikap yang ditopang oleh temperamen intelektual konservatif atau radikal.

Pertanyaannya adalah bagaimana sesungguhnya konstruksi sosial itu beroperasi? Bagaimana kemudian konstruksi-konstruksi itu memberikan pengaruh yang signifikan pada pengetahuan, teknologi, masyarakat dan sebagainya? Apakah semua orang mempercayai adanya konstruktivisme?

Baca selebihnya »

sebelum maria, isa, dan kata


’pada sepatah kata 

yang sulit kulupa dalam do’a,
ibunda
-[kalian-mereka]- 
tak kenal
maka tak sayang. tapi bukankah
jauh sebelum layar digelar, kau
setenang benih pelangi ditimang
cerah cuaca hujan siang hari? disayangi
tanpa dikenali
ketika pagi
tabah menanti malam ulurkan mimpi, kala
tangan-tersembunyi
lembut meraut perahu mungilmu
jauh di balik rahim awan perawan, bukankah kau jua
begitu dirahmani bunda? meski tanpa rupa dikenalinya
tanpa lengan dibuainya; tanpa rengkuh dimilikinya
Baca selebihnya »